TAFSIR MIMPI
Untuk mengetahui
ARTI MIMPI anda, masukkan kata kunci-nya:
Misalnya: Anda mimpi sedang berbelanja di pasar, cari dengan kata kunci belanja atau pasar.
ARTI MIMPI - Mimpi merupakan fenomena yang menarik dan telah menjadi subjek penelitian dan interpretasi sepanjang sejarah manusia. Dari zaman kuno hingga masa kini, mimpi telah mempengaruhi budaya, kepercayaan, dan pandangan tentang alam bawah sadar serta dunia spiritual.
Pada masa peradaban kuno, mimpi sering kali dianggap sebagai jendela ke dunia supranatural. Di dalam mimpi, dewa-dewa, roh jahat, atau entitas supernatural lainnya dipercaya berkomunikasi dengan manusia. Mimpi yang menyenangkan dianggap sebagai tanda kehadiran dewa atau Tuhan, sementara mimpi buruk diartikan sebagai pertanda kehadiran roh jahat atau setan. Kepercayaan seperti ini tercermin dalam mitologi dan praktik keagamaan banyak budaya kuno di seluruh dunia.
Namun, pandangan tentang mimpi mulai bergeser seiring dengan perkembangan pemikiran filsafat dan ilmiah. Salah satu tokoh yang memberikan kontribusi besar dalam pemahaman tentang mimpi adalah Aristoteles. Menurut Aristoteles, mimpi adalah hasil dari aktivitas mental ketika seseorang tidur. Ia menyatakan bahwa meskipun seseorang sedang tidur, indera tetap mampu menangkap rangsangan dari luar. Rangsangan tersebut kemudian diinterpretasikan oleh otak dalam bentuk mimpi.
Setelah Aristoteles, pemikiran tentang mimpi terus berkembang. Salah satu pandangan yang cukup populer adalah dari Macrobius dan Artemidorus. Mereka mengklasifikasikan mimpi menjadi dua kategori utama: mimpi yang berkaitan dengan masa lalu dan masa sekarang, serta mimpi yang berkaitan dengan masa depan.
Mimpi yang berkaitan dengan masa lalu dan masa sekarang sering kali terkait dengan peristiwa-peristiwa sehari-hari atau kondisi fisik seseorang saat tidur. Contohnya, jika seseorang sedang merasa kencing saat tidur, ia mungkin bermimpi tentang banjir, yang akhirnya memicu ia untuk buang air kecil di tempat tidur.
Di sisi lain, mimpi yang berkaitan dengan masa depan dianggap membawa pesan atau ramalan tentang peristiwa yang akan terjadi. Macrobius dan Artemidorus membagi kategori ini menjadi tiga jenis: Oraculum, Visio, dan Somnium. Oraculum merujuk pada mimpi kenabian atau mimpi yang dianggap membawa pesan langsung dari Tuhan. Visio adalah mimpi yang meramalkan peristiwa masa depan secara konkret. Sedangkan Somnium adalah mimpi simbolis yang memerlukan interpretasi hati-hati untuk mengungkap maknanya.
Meskipun pemahaman tentang mimpi telah berkembang seiring waktu, tetapi kepercayaan pada makna dan kekuatan mimpi masih tetap ada dalam berbagai budaya dan kepercayaan spiritual. Bahkan dalam era modern, ketika sains telah memberikan penjelasan tentang proses fisiologis dan neurologis di balik mimpi, masih banyak orang yang memandang mimpi sebagai sesuatu yang memiliki arti mendalam dan dapat memberikan wawasan tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.
Dalam psikologi modern, studi tentang mimpi telah menjadi bagian integral dari pemahaman tentang alam bawah sadar dan proses mental manusia. Teori-teori seperti teori Freud tentang interpretasi mimpi dan teori Jung tentang simbolisme mimpi terus menjadi subjek penelitian dan perdebatan di antara para ahli.
Seiring dengan kemajuan teknologi, studi tentang mimpi juga telah didorong lebih jauh dengan pengembangan teknik pencitraan otak dan pemantauan aktivitas otak selama tidur. Meskipun masih banyak yang belum dipahami sepenuhnya tentang alam bawah sadar dan mimpi, tetapi penelitian terus dilakukan untuk mengungkap rahasia dan potensi mimpi dalam memahami pikiran manusia dan fenomena mental lainnya.
Pakar psikologi Islam, Muhammad Utsman Najati mengatakan bahwa mimpi bukan hanya dorongan bawah sadar semata, tapi lebih dari itu bahwa mimpi memiliki arti yang merupakan interpretasi dari pengalaman yang diperoleh roh selama manusia berada dalam tidurnya. Saat tidur, roh melepaskan diri dari tubuh dan melancong ke berbagai tempat dan kembali pada saat terbangun. Roh yang sedang melancong tersebut berada di alam arwah dimana hukum ruang dan waktu dan segala dimensinya tidak berlaku, serta terbebas sementara waktu dari kotoran-kotoran tubuh dan hawa nafsu, yang turut membantu akal untuk menyelesaikan problem yang menyulitkannya dalam keadaan terjaga.
Pakar ilmu psikologi Islam sepakat bahwa alam arwah memberikan fasilitas yang tidak terbatas bagi roh yang sedang melancong untuk berinteraksi dengan roh-roh yang dijumpainya. Bentuk konkret dari asumsi ini adalah tidak sedikit didalam tidurnya seseorang bermimpi bertemu dengan orang yang dikenalnya yang telah meninggal. Kondisi inilah yang dikatakan oleh al-Qur’an sebagai kematian. Hal ini sebagaimana yang diterangkan dalam QS. al-Zumar yang artinya: Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati diwaktu tidurnya, maka Dia menahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS.al-Zumar:42).
Dalam memahami ayat ini para mufassir sepakat bahwa hakikat tidur adalah mati karena pada saat tertidur roh manusia berpisah meninggalkan jasad dan ditahan oleh Allah sebagaimana layaknya orang yang mati. Letak perbedaannya adalah pada titik tekan penahanannya. Dalam kematian roh ditahan selamanya dan tidak dikembalikan lagi kepada jasad, sedangkan dalam kondisi tidur, roh hanya ditahan sementara dan dikembalikan lagi oleh Allah pada waktu terjaga.
Dari uraian diatas jelas bahwa mimpi bukan hanya sebatas pada faktor psikologis sj, melainkan sebagai sarana membaca pesan-pesan dari dunia roh atau pesan dari Tuhan yang wujudnya dapat berupa simbol-simbol yang kita temui dalam mimpi kita. Pada perkembangannya, interpretasi, tafsir mimpi, atau arti mimpi menyesuaikan kembali dengan kondisi, kebiasaan, budaya, dan latar belakang masyarakat yang meyakini suatu arti atau simbolisasi dari mimpi tertentu. Arti atau tafsir mimpi tersebut diwariskan oleh leluhur dan diturunkan selama berabad-abad dari generasi ke generasi.
Meskipun pandangan tentang mimpi telah mengalami perubahan dari masa ke masa, tetapi ketertarikan dan keinginan manusia untuk memahami makna dan kekuatan mimpi tetap tidak berkurang. Mimpi tetap menjadi bagian penting dari pengalaman manusia, menginspirasi, menghibur, dan kadang-kadang juga menantang kita untuk memahami diri dan dunia di sekitar kita dengan lebih dalam.
Solusi - Menanggulangi akibat dari tafsir mimpi yang buruk
Jika anda bermimpi sesuatu yang dapat berakibat buruk bagi anda dan keluarga
(seperti mimpi gigi copot dll) anda di harapkan melakukan hal-hal sebagai
berikut untuk menanggulanginya:
Ambillah sapu lidi (bisa juga tusuk gigi, bambu kecil dll). Lalu potong
atau patahkan dengan tangan anda menjadi 7 (tujuh) batang, kecil-kecil,
kira-kira 3 sentimeter. Sediakan selembar kertas atau tissue. Siapkan
garam dapur, sedikit saja. Taruhlah potongan ke tujuh sapu lidi dan garam
dapur tadi ke dalam tissue atau kertas. Lipat kertas tersebut dan kuburkan
ke dalam tanah (pekarangan, halaman rumah anda). Kalimat yang anda harus
ucapkan ketika akan mengubur/membenam kertas (yang berisi 7 potong sapu
lidi dan garam) tersebut adalah kalimat yang meminta kepada Yang Maha
Kuasa agar di jauhi dari akibat buruk mimpi anda.
Contoh kalimat:
"Ya Tuhan.. Jauhkanlah saya dan keluarga saya dari
malapetaka. Tidak akan tumbuh/jadi, garam yang saya kubur ini. Seperti
halnya mimpi saya yang dapat berakibat buruk bagi kami tidak akan menjadi
kenyataan atau tidak akan terjadi. Amien.."