Ciswak Penolak Bala Penangkal Sial
Ciswak berarti menolak bala atau menolak energi buruk yang berpotensi membawa kesialan dan nasib buruk lainnya. Ciswak bisa dilakukan melalui tindakan nyata dengan merubah energi secara fisik. Bisa memakai benda-benda seperti kalung, cincin, atau gelang yang sesuai dengan unsur yang dibutuhkan, misalnya unsur air, logam, kayu, tanah, api. Atau memakai simbol shio-nya sendiri atau simbol shio penolongnya. Meletakkan simbol shio atau unsur penetral pada daerah atau sektor rumah.
Ciswak juga bisa dilakukan secara spiritual atau dengan energi batin. Misalnya dengan menyantuni anak yatim, bersedekah atau berderma ke panti asuhan. Tindakan seperti ini bisa menjadi langkah untuk membangkitkan energi atau karma baik, sebab doa anak yatim sangat besar kuasanya. Intinya, menanam atau menabur benih kebaikan, akan mengundang kebaikan pula. Ciswak juga bisa melalui upacara atau beribadah di tempat ibadah secara bersama-sama. Menghaturkan doa kepada Tuhan, memohon perlindungannya.
Ciswak juga bisa dengan melepas beberapa jenis hewan ke habitatnya. Ciswak seperti ini mengandung pengertian tentang energi karma yang terbebas dari belenggu. Dengan melakukan tindakan welas asih maka akan berimbas karma yang baik kepada si pembebas sendiri. Hewan yang biasa digunakan untuk ciswak antara lain:
- Burung, sebagai lambang kebebasan, biasanya dilakukan oleh mereka yang terhimpit masalah berat.
- Kura-kura, Bulus, Penyu, lambang umur yang panjang, biasa dipakai ciswak oleh orang yang menderita sakit.
- Ikan Lele, Belut, licinnya menjadi lambang lolosnya dari suatu perkara atau sengketa hukum.
- Segala jenis ikan, adalah lambang rejeki yang lancar, biasa digunakan untuk ciswak saat usaha atau rejeki lagi tersendat.
- Katak Hijau, sebagai hewan yang hidup di dua alam, bisa digunakan untuk ciswak oleh orang yang sedang menghadapi masalah nyata maupun yang tidak nyata.
< UNIK, MISTERI